Minggu, 30 Oktober 2011

STRATEGI PEMASARAN


JAVA MUSIKINDO

JAVA MUSIKINDO mulai berdiri sejak tahun 1994, dengan tujuan menampilkan “live entertainment” untuk menunjang kebutuhan entertainment yang makin meningkat, sejalan dengan kemajuan dalam industri entertainment tidak hanya di Jakarta, tapi juga mencakup seluruh kota-kota lain di Indonesia. Sebagai perusahan promotor, JAVA MUSIKINDO telah memiliki pengalaman dalam menampilkan berbagai artis, baik lokal maupun manca negara. Tujuan utama JAVA MUSIKINDO akan untuk mencapai sukses di setiap konser yang di adakan, karena itulah untuk mencapai hal tersebut, JAVA MUSIKINDO sangat selektif dalam memilih artis yang akan di tampilkan. Komitmen JAVA MUSIKINDO untuk selalu mendukung artis Indonesia yang berbakat, telah dibuktikan dengan tampilnya mereka sebagai band pembuka pada konser-konser yang diadakan oleh JAVA MUSIKINDO.
Bermula pada keyakinan bahwa bisnis hiburan adalah bisnis yang tidak akan pernah mati dan mempunyai peluang yang sangat menguntungkan. Mengisi kekosongan minimnya pertunjukan Artis Internasional di Indonesia pada saat itu, Adrie bersama JAVA Musikindo – nya mulai menekuni bidang ini. Dengan berbekal pengalaman dua puluh tahun bisnis Internasional dibidang Telekomunikasi dan Perkapalan, Adrie mengusung bendera JAVA selangkah demi selangkah dan dengan cara learning by doing. Adrie yang menikahi Chrisye pada tanggal 26 November 1978 ini mempunyai tiga anak yaitu Melanie yang membawahi bagian talent Christy yang mengurusi promosi dan Adrian yang membawahi bagian Artist Management di perusahaan milik ayahnya ini. Pada tahun 2004 bertepatan pada hari ulang tahun yang ke-50, Adrie menerbitkan buku yang berjudul WOW!!.
Buku yang mengisahkan pengalaman Adrie bersama JAVA Musikindo – nya selama sepuluh tahun itu berhasil menarik perhatian masyarakat khususnya bagi mereka yang ingin menggeluti dunia ke Promotor-an. Pada tahun 2007 Adrie membentuk divisi baru yang khusus membidangi dunia rekaman dan yang sejauh ini sudah melahirkan dua Artis yang cukup dikenal masyarakat yaitu Ussy dan Domino.


STRATEGI PEMASARAN JAVA MUSIKINDO
Java Musikindo sangat ahli dalam penjualan tiket bahkan ia sanggup menjual secara online/cash dengan jangka waktu 5-8 jam saja tiket sudah SOLD OUT seperti Pittbull, Maroon  dan untuk event yang paling baru adalah OWL City untuk bulan Oktober mendatang. Adrie Subono sendiri mengakui berkat media Twitter penjualan tiket Java Musikindo cepat SOLD OUT. Dikarenakan artis yang mereka undang adalah artis-artis yang kebanyakan dikagumi oleh para kawula muda Indonesia apalagi sebagian besar pengguna Twitter adalah anak-anak remaja. Di twitternya @AdrieSubono atau @JAVAmusikindo selalu memberikan kuis tiket nonton & meet and greet bersama artis yang akan konser dan yang beruntung menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan tiket tersebut secara cuma-cuma. Selain strategi pemasaran lewat website resminya www.javamusikindo.com secara online, Adrie Subono juga melakukan strategi pemasaran  di rumahnya sendiri yang terletak di Pondok Indah dan untuk mengetahui informasi tentang event dapat mengunjungi kantor Java Musikindo di kawasan Mega Kuningan Jakarta. Dan berkerja sama dengan beberapa radio ternama di Indonesia untuk membagikan tiket secara gratis melalui sistem kuis yang di lakukan juga oleh media twitternya. Hal tersebut juga merupakan salah satu strategi pemasaran perusahaan ini.


JAVA FESTIVAL PRODUCTION

Java Festival Production adalah perusahaan yang bergerak dalam memberikan pelayanan terpadu kelas dunia musik hiburan dan gaya hidup, bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat, lokal dan internasional, dalam saling menguntungkan dan hubungan berkelanjutan. Java Festival Production memiliki tiga event tahunan seperti Java Jazz, Java Rockin’ Land dan Java Soulnation.
1.         Java Jazz
Pertama kali diadakan pada tahun 2005 di Jakarta. Sejak awal munculnya Java Jazz pada tahun 2005 hingga saat ini, Java Jazz selalu memilih hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pada minggu pertama bulan Maret. Kelompok yang memproduksi Java Jazz selama tiga hari berturut-turut setiap tahun tersebut adalah PT. Java Festival Production yang dipimpin oleh Peter F. Gontha. Menurut Eugen Bounty, Java Jazz dibentuk sebagai bentuk keinginan Peter F. Gontha untuk memproduksi sebuah festival jazz seperti North Sea Jazz Festival di Den Haag, Belanda.
Pada awal berdirinya Java Jazz di tahun 2005, semua musisi yang tampil di atas panggung adalah musisi jazz dari dalam dan luar negeri. Sejak Java Jazz tahun 2006 hingga Java Jazz yang terakhir pada tahun 2009, banyak sekali musisi pop Indonesia yang turut tampil di ajang tersebut. Kemunculan Kahitna, KLA Project, Maliq and the Essentials, Ecoutez, dan banyak musisi atau kelompok musik pop lainnya bersanding dengan kemunculan musisi jazz dalam negeri seperti Indra Lesmana, Elfa Secoria, Idang Rasjidi, Benny Likumahua, dan musisi-musisi jazz lainnya. Kebudayaan pop adalah sebagian dari produksi massa industri yang membutuhkan konsumsi massa. Menurut logika sistem produksi kebudayaan pop, industri bukan hanya penawaran  ang mengikuti permintaan, tetapi permintaan dapat disesuaikan dengan penawaran, terutama dengan teknik promosi dan kiat iklan. Apa yang terjadi dengan Java Jazz juga seperti itu. Kemunculan Java Jazz menjadi penanda penting bahwa sebuah festival jazz ternyata juga diminati oleh banyak orang dari berbagai latar belakang. Jazz yang tadinya hanya dianggap sebagai musik milik sekelompok orang tiba-tiba menjadi favorit banyak orang, termasuk orang-orang yang tidak pernah mendengar sama sekali sebelumnya.


2.         Java Rockin’ Land
Setelah meneliti biografi musik rock, Java Festival Production menyajikan "Java Rockin'land" pada tahun 2009. Hal ini diketahui secara luas bahwa musik rock adalah fenomena yang dapat dinikmati oleh segala kalangan usia. Selain itu, festival mendorong kerjasama lintas budaya untuk memungkinkan kesempatan yang lebih luas terutama bagi generasi muda untuk menikmati hiburan berkualitas dunia. Selain itu, bertujuan untuk meningkatkan citra negara dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah tempat yang aman untuk dikunjungi, mempromosikan musik dan industri pariwisata, dan memberikan Jakarta dengan sebuah peristiwa yang memperkuat identitasnya sebagai kota metropolitan. Java Rockin’ Land sudah mengundang beberapa band rock terkenal baik nasional maupun Internasional. Contohnya The Cranberries pada tahun 2011, MEW pada tahun 2009, Dassboard Confessional pada tahun 2010, dan lain-lain.

3.         Java Soulnation
PT Java Festival Production - penyelenggara Jakarta Jazz Internasional Festival Java 2005 - 2008 - siap untuk menyajikan festival 2 hari musik, FESTIVAL Soulnation, 17-18 Oktober 2008, di Istora Senayan Jakarta. Keberhasilan Jakarta Jazz Internasional Java Festival (JJF) untuk keempat kalinya tahun ini sangat menunjukkan bahwa sebuah acara musik kelas dunia dapat membantu meningkatkan citra negara dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah tempat yang aman untuk dikunjungi, mempromosikan musik dan pariwisata industri, dan memberikan Jakarta dengan sebuah peristiwa yang memperkuat identitasnya sebagai kota metropolitan.
Soulnation adalah konsep festival musik yang menawarkan berbagai musik (R & B, hip hop, rap dan soul) dikombinasikan dengan berbagai atraksi dan kegiatan yang menyenangkan, seperti fire dance, body painting dan temporary tattoo, peramal dan berbagai game, serta menampilkan artis terkenal baik Indonesia dan internasional. Festival ini menumbuhkan kerjasama lintas-budaya untuk memungkinkan kesempatan yang lebih luas terutama bagi generasi muda untuk menikmati hiburan yang berkelas dunia.


STRATEGI PEMASARAN JAVA FESTIVAL PRODUCTION
Java Festival Production ditunjang oleh sumber daya terbaik dalam industri untuk memastikan kualitas penyelenggaraan setiap event tersebut, Java Festival Production sendiri diharapkan memegang nilai-nilai lebih dalam: kualitas, inovasi, pelayanan, komitmen, memberikan solusi terbaik, dan hubungan jangka panjang.
Dari perjalannya sejak 2005, penyelenggaraan event tersebut selalu dipusatkan di Jakarta Convention Center (JCC), namun pada pagelaran tahun 2010 kali ini penyelenggaraan event ini akan mengalami sedikit perubahan, yaitu pemindahan tempat penyelenggaraan karena dengan alasan daya tampung yang tidak memadai dan demi menciptakan kenyamanan bagi penikmatnya, tempat pertunjukan pun akhirnya dipindah ke Jakarta International Expo Kemayoran.
Hal itu harus dilakukan karena, menurut Java Festival Production, setiap tahun penonton terus meningkat. Pada penyelenggaraan pada 2009, setiap hari rata-rata 30.000 penonton memadati arena pertunjukkan.
Pada penyelenggaraan tahun ini, jumlah penonton diperkirakan semakin besar. Apalagi, imbuh mereka, harga tiket diturunkan hingga kisaran Rp100 ribu/hari, di luar tiket pertunjukan khusus untuk musisi istimewa.
Selain itu, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Java Festival Production hampir sama dengan Java Musikindo yaitu melalui berbagai media. Yaitu media radio, iklan di televisi, surat kabar dan majalah, dan lain-lain.


KESIMPULAN

            Dari kedua usaha jasa impresariat tersebut, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Java Musikindo memiliki keunggulan pada intensitas penyelenggaraan konser internasional yang hampir 3 bulan sekali mengundang artis atau band internasional ke Indonesia. Sedangkan Java Festival Production memiliki keungglan pada rutin menyelenggarakan festival besar sekali setiap tahunnya dengan mengundang banyak artis nasional dan internasional sekaligus. Dan juga di kelompokan sesuai genre yaitu jazz, soul dan rock.
            Persaingan antara kedua usaha jasa tersebut dalam target marketnya sama-sama kuat dan tidak terpengaruh satu sama lain. Kedua usaha jasa tersebut memilih strategi position defense.  Java Musikindo menggunakan strategi mobile defense dengan bergerak mengikuti perkembangan trend music yang digemari. Sedangkan Java Festival Production memilih contraction defense yaitu, memiliki fokus pada genre tertentu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar