By
JOHN W.O’NEILL
Sebuah
langkah analasis regresi linear berganda untuk membuat sebuah model penilaian
property (AVM) untuk hotel ditemukan 4 faktor signifikan yang bersama-sama memberikan
dan memperkirakan nilai sebuah property yang wajar. Keempat faktor tersebut
adalah
1. Twelve-month
lagging averages of net operating income (NOI);
Melihat
pendapatan bersih sebuah perusahaan/hotel setelah dikurangi beban usaha tetapi
sebelum dikurangi dengan penghasilan beban pajak dan bunga selama 1 tahun. NOI
dapat dilihat di laporan rugi laba perusahaan.
2. Average
Daily Rate (ADR)
Tingkat
Rata-rata Harian (sering disebut sebagai ADR) adalah unit statistik yang sering
digunakan dalam industri penginapan. Jumlah tersebut merupakan pendapatan sewa
rata-rata per kamar diduduki dalam periode waktu tertentu. ADR bersama dengan
hunian properti merupakan dasar untuk kinerja keuangan properti. ADR dapat
dihitung dengan membagi pendapatan kamar dengan jumlah kamar yang terjual dalam 1 periode 12 bulan/ 1 tahun.
Selain itu terdapat istilah RevPAR yakni revenue per available room yang
dikalkulasikan dengan mengalikan ADR dengan Occupancy dalam satu periode
tertentu.
3. Occupancy
Rata-rata
tingkat hunian dalam 1 periode 12 bulan/ 1 tahun
4. Number
of room
Jumlah
kamar yang dimiliki oleh suatu hotel
Keempat
variable diatas yang digunakan oleh O’neil untuk menentukan nilai property dari
sebuah hotel dengan mengunakan analisis regresi linear berganda. Namun,
analisis regresi yang digunakan juga bisa menggunakan faktor lain akan tetapi
tidak sesignifikan dari hasil ke empat variabel yang dianjurkan oleh O’Neil.
Variabel lain yang bisa dipergunakan antara lain;
1. Region
Region
atau daerah dapat dikatakan tidak signifikan karena hanya melihat dan menilai
sebuah perusahaan dari segi monitary/keuangan daerahnya masing-masing sedangkan
nilai suatu perusahaan dinilai berdasarkan kinerja perusahaan yang menggunakan
empat variabel tadi. Sebagai contoh, Pak.Ketut Darsana, memiliki dua buah hotel
5 star yang sama dari segi operasionalnya dan hotelnya terletak di Singapore
dan Haiti. Suatu saat Pak.Tut tidak memiliki uang dan ingin menjual kedua
hotelnya, Pak.Tut menawarkan kedua Hotelnya kepada calon pembeli. Ternyata,
melihat dari segi region/daerahnya, hotel Pak.Tut dinilai dengan harga yang
berbeda. Misalnya hotel yang di Singapore dinilai USD 10 dan hotel yang di
Haiti hanya dinilai USD 7.
Dari
fakta tersebut terlihat bahwa jika hanya menggunakan faktor region, value dari
perusahaan dapat dikatakan tidak signifikan.
2. Location
in a metropolitan area
Lokasi
di tengah metropolitan/kota, biasanya memiliki nilai yang lebih tinggi dari
lokasi yang ada di desa. Jika suatu perusahaan hanya dinilai dari segi
lokasinya, maka nilai yang dihasilkan tidak signifikan. Hal ini sama dengan
kasus Pak.Ketut Darsana sebelumnya yang hanya melihat dari segi region.
3. Age
of property (or date of constarction)
Jika
menilai suatu perusahaan hanya dari segi umurnya saja, juga tidak menghasilkan
nilai yang signifikan. Karena semakin tua perusahaan tersebut biasanya dinilai
semakin murah (faktor depresiasi). Akan tetapi, hal itu tidak bisa dijadikan
faktor satu-satunya untuk menilai perusahaan. Sebagai contoh: Bapak.Nyoman
Ariek, memiliki Hotel Four Season di New York USA. Hotel Pak.Man telah berjalan
selama 35 Tahun ( 5 Tahun lagi nilai ekonomisnya sudah diestimasikan habis
sesuai SAK). Bapak Nyoman ingin menjual hotelnya dan saat dipasarkan hotelnya
memiliki nilai yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa umur suatu perusahaan
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Tingginya
nilai tersebut bisa saja dipengaruhi oleh empat variabel tadi atau dari segi
faktor yang lain seperti brand name, afiliasi dan lainnya.
4. Date
of sale
Penting
bagi seorang pemilik hotel/property melihat dengan jeli kondisi ekonomi pasar
pada saat periode itu saat pemilik hotel/property menjual hotel/propertinya ke
pasar. Keadaan ekonomi pasar yang fluktuatif
baik resesi atau ekspansi yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga
berdampak pada nilai pasar suatu hotel/property. Sebagai contoh; Bapak.Ida
Bagus Agung Kadek Jebing (Gung Bing), ingin menjual Hotel yang dimilikinya.
Saat kondisi ekonomi yang normal (cateris paribus), hotelnya di nilai sebesar
USD 10. Akan tetapi, saat ekonomi mengalami penurunan (resesi), hotelnya hanya
dinilai sebesar USD 8. Sehingga nilai tersebut tidak dapat dikatakan signifikan
oleh Bapak John.Oneil.
Tujuan dari AVM untuk hotel ini
adalah
1. Membantu
manajer hotel atau pemilik hotel untuk menentukan analisis nilai dari property
hotel yang akan dijual ke pasar dengan cepat, murah, praktis dan obyektif guna
mendapatkan pembeli yang potensial atau investor.
2. Untuk
mempersembahkan metode AVM yang sudah disempurnakan dan untuk membantu
meningkatkan perkembangan AVM yang cenderung lambat yang telah digunakan oleh
Real Estate sebelumnya.
Pembahasan Penelitian O’Neil
Penelitian yang dilakukan oleh O’Neil
ini meneliti 327 hotel dari tahun 1990 hingga 2002. Beliau menggunakan aplikasi
SPSS 11.0 for windows untuk membantu penelitiannya dengan menggunakan
pendekatan analisis linier berganda.
Regresi linear merupakan suatu metode
analisis statistik yang mempelajari pola hubungan antara dua atau lebih
variabel. Pada kenyataan sehari-hari sering dijumpai sebuah kejadian
dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel. Analisis regresi linier berganda
memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel
prediktor hingga p-variabel predictor dimana banyaknya p kurang
dari jumlah observasi (n). Sehingga model regresi dapat ditunjukkan sebagai
berikut :
Y
= βo + β1X1 + β2X2 + βpXp
+ε
Berikut data yang diperoleh dari 327 hotel
berdasarkan transaksi penjualan.
Exhibit 1:
Descriptive
Statistics of Database Use to Construct the Automated Valuation Model
Statistic
|
room
|
occupancy
|
ADR
|
Capitalization rate
|
NOI
|
RRM
|
Price per room
|
Age (years)
|
Median
|
173
|
70.0
|
$ 78.25
|
10.6
|
$980,400
|
3.08
|
$59,338
|
11.0
|
Mean
|
219
|
68.7
|
$ 83.15
|
10.7
|
$1,721, 277
|
3.21
|
$74,020
|
16.1
|
Standard deviation
|
163
|
12.2
|
$ 37.28
|
2.2
|
$2,213,163
|
1.14
|
$58,330
|
15.2
|
Minimum
|
35
|
18.5
|
$ 31.50
|
1.1
|
$67,840
|
0.70
|
$6,931
|
1.0
|
Maximum
|
1348
|
96.3
|
$ 250.50
|
20.4
|
$18,676,000
|
9.25
|
$479,167
|
98.0
|
Setelah
diolah dengan Stepwise Multiple Linear Regression Analysis diperoleh hasil
seperti dalam exhibit 3.
Exhibit
3:
Summary
of Overall Stepwise Multiple Linear Regression Analysis
Step
|
Variable Added
|
Beta Coefficient
|
t
|
Significance
|
1
|
NOI / Room
|
5.615
|
16.492
|
P < .001
|
2
|
ADR
|
615.039
|
12.310
|
P < .001
|
3
|
Rooms
|
33.693
|
3.751
|
P < .001
|
4
|
Occ
|
234.891
|
2.343
|
P < .05
|
Kemudian
hasil diatas beta coefficient tersebut digunakan untuk menilai value sebuah
hotel. Contoh:
Hotel
Hampton Inn memiliki annual NOI sebesar $450,000, ADR $76.81 dan annual
occupancy rate 72.8% dengan jumlah kamar 57 kamar.
Perhitungan
valuationnya sebagai berikut:
Coefficient -$42,873………………………βo
+$450,000/57 x 5.615 = +$44,329…………………….
NOI
+$76.81 x 615.039 = +$47,241……………………..ADR
+57 x 33.693 = +$1,921………………………#Of Room
= $67,718 / room
Sehingga
value dari hotel tersebut adalah $67,718 kemudian jika dikalikan 57 kamar nilai
seluruh perusahaannya yaitu $ 3,860,000. Saat di bawa ke pasar, ternyata
perusahaan ini dinilai dengan harga $64,912 per kamar sehingga terdapat hanya
5% perbedaan dari nilai yang di estimasikan. Hal inilah yang mengindikasikan
bahwa penggunaan metode AVM sangat dianjurkan karena tingkat ketelitian dan
ketepatannya sangat tinggi yakni 95%. Penggunaan dari AVM ini, sangat
dianjurkan juga menghitung interval baik dengan menentukan batas bawah
(dikurangi 5%) atau batas atas dengan ditambahkan 5% (low and high boundaries).
Kelebihan dari AVM
adalah:
1. Praktis,
Lebih murah, lebih cepat, lebih objektif dibandingkan dengan proses manual.
2. Mudah
untuk digunakan karena disediakan formula untuk mengitung dan hanya diperlukan
matematika dasar tanpa harus mengerti regresi linear berganda karena dapat di
bantu dengan sistem computer.
Kelemahan dari AVM
adalah:
1. Tingkat
akurasinya akan tinggi apabila digunakan untuk memperkirakan value suatu hotel
yang relative memiliki kamar yang banyak, occupancy yang tinggi, ADR yang
tinggi, dan NOI yang besar sedangkan jika hotel yang memiliki NOI, ADR, No.Off
room serta Occupancy yang rendah, nilai ketepatannya sangat rendah sehingga
dianjurkan menggunakan tiga metode penilaian yang tradisional.
2. Analisis
ini menyamaratakan antara realty asset dengan nonrealty asset. (Realty asset
seperti hotel‘s physical dan kegiatan operasional hotel , nonrealty asset
seperti brand, nama perusahaan, reputasi dan afiliasi).
bosan tidak tahu mesti mengerjakan apa ^^
BalasHapusdaripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^